“KUNJUNGAN” PENGOBAT RINDU

Masa pandemik ini, sebagai guru proses pembelajaran harus terus berlanjut Karena bagaimanapun tranfer pengetahuan haruslah terus berjalan walaupun dalam kondisi sulit, Selain itu, salah satu wujud memperoleh berkah dari penghasilan yang telah di terima sebagai guru PNS, menuntut kita untuk memberikan hak dari murid murid walaupun dengan tidak harus bertatap muka di madrasah.

Perkenalkan saya Fisesta, seorang Guru Kimia di MAN 2 SRAGEN. Salah satu madrasah negeri di kabupaten yang terletak di sebelah paling ujung timur dari Jawa Tengah. Saya sebagai guru IPA mengampu pelajaran  yang terkadang baru mendengar nama pelajarannya  saja murid sudah merasa “sulit dibayangkan” apalagi dipelajari. Sehingga memperoleh ide agar tersampaikan materi  yaitu dengan cara kunjungan.

Dengan berbekal  ijin dari bapak Kepala Madrasah serta Wakil Kepala bidang  Akademik, maka proses pembelajaran dengan cara berkunjung ini saya lakukan. Sebelum nya informasi tentang program sudah tersampaikan via e-learning dan WA Grup kelas yaitu dengan mulai mengumpulkan data nama serta domisili siswa yang rumah nya saling berdekatan.

Hari yang dinanti pun telah tiba, pagi itu dengan semangat saya menjadwalkan 3 tempat yang akan dikunjungi. Jadwal yang pertama adalah sebuah pondok pesantren yang terkenal di daerahku.  Dari data yang saya kantongi, murid  kelas XI MIPA yang akan belajar bersama semuanya merupakan santriwati, sehingga relatif  lebih mudah dikondisikan. Penyambutan serta ketaatan dari ciri khas seorang santriwati membuat saya kagum. Ditambah semangat mereka untuk belajar sangat antusias, karena sudah cukup lama mereka hanya merasakan pembelajaran melalui daring/online, jadi momen ini adalah kali pertama bertemu dengan guru kimia nya.

Setelah cukup waktu pembelajaran sesi pertama sekitar 90  menit, saya lanjutkan perjalanan menuju rumah salah satu murid yang akan menjadi tempat kami belajar bersama. Dari data yang terkumpul, kelompok inilah yang paling banyak jumlah muridnya, yaitu sekitar 17 anak. Saya membayangkan bagaimana serunya 17 anak berkumpul dalam satu ruangan di dalam rumah, membuat semakin antusias saya untuk berjumpa dengan mereka.

Ternyata sesuai dengan prediksi, mereka semua adalah anak anak yang sangat merindukan pembelajaran tatap muka. Kesan nya sepertinya sesi sebelumnya, hanya saja kali ini, murid nya lebih campuran laki laki dan perempuan. Akhirnya mampu merasakan  kembali bagaimana suasana keseruan saling goda bila ada teman yang menjawab salah atau ada yang usil menganggu teman nya yang sedang mencatat, dan sebagainya. Ya Allah, kita semua merindukan masa masa itu, dalam batinku.

Lanjut ke sesi yang terakhir, yaitu sesi ketiga. Selepas sholat dhuhur dan mampir ke warung mi ayam dekat lokasi guna mengisi “bahan bakar”. Saya menuju rumah yang di situ sudah ada tiga anak perempuan menunggu untuk belajar bersama. Di teras rumah yang lokasi nya di dekat sawah serta angin yang berhembus santai, membuat kami semakin bersemangat untuk belajar dan tak lupa berdoa penuh harap agar kondisi pandemik ini dapat segera berakhir.

Setelah sekitar satu minggu berlalu, ada dering pesan WA dari salah satu murid di HP saya, lalu tertulis di situ : “Ibu, kapan kita belajar bareng lagi”

Rasa nya di hati ini “Mak cless”. Dengan tersenyum saya balas WA nya :”Sabar ya nduk, kita sama-sama belajar “menahan rindu”. Karena pertemuan itu akan indah pada waktu yang tepat. Semoga pandemik ini segera sirna dari muka bumi ini. Ayuks sama sama berdoa”.

Alhamdulillah setelah melewati kunjungan itu, tak henti hentinya mengucapakan rasa syukur atas nikmat kesehatan yang masih diberikan Allah SWT serta doa yang tulus agar kita semua mampu melalui kondisi ini. Dan dapat diambil satu kesimpulan bahwa Subhanallah,,,Sesungguhnya kita sama sama “saling merindukan🥰”

Murid yang ingin segera dapat belajar bersama di madrasah dan guru yang sudah “kebelet” berbagi dan belajar bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *